Kasus Perundungan Siswa SMK Meninggal Dunia

Rssatriamedika.co.id – Jagat maya digegerkan dengan berita menghebohkan mengenai kasus perundungan terhadap seorang siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat. Aksi bullying yang dilakukan oleh sesama siswa SMK tersebut diduga menyebabkan korban mengalami gangguan kejiwaan yang berujung pada kematian. Kabar ini mencuat setelah sebuah utas diunggah oleh akun X @jissookkiim pada 6 Juni 2024 dan menjadi viral serta bahan perbincangan publik. Berdasarkan penelusuran, korban diketahui bernama Nabila Fitri Nuraini, seorang siswi kelas 3 SMK berusia 18 tahun yang tinggal di Kampung Centeng, Desa Cihanjuang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat. Selama masa sekolahnya, Nabila diduga mengalami trauma berat akibat perundungan yang diterimanya.

” Baca Juga: Banjir Dan Tanah Longsor di Vietnam Menewaskan Tiga Orang “

Kisah Perundungan yang Dialami Nabila

Siti Aminah, ibu korban, mengungkapkan bahwa Nabila sering menjadi sasaran bullying oleh teman-teman sekelasnya, baik secara verbal maupun non-verbal. “Anak saya Nabila sering mengalami berbagai bentuk bullying. Memang bukan fisik, tapi lebih ke psikis. Dihina, dicaci, dan disuruh-suruh,” ujar Siti saat ditemui di kediamannya pada Senin, 10 Juni 2024. Perundungan yang dialami Nabila mulai terdengar sejak ia duduk di kelas II SMK. Saat itu, seorang teman melaporkan kejadian tersebut kepada Siti. Namun, ketika Siti mencoba mengonfirmasi kepada Nabila, ia malah meminta ibunya untuk tidak mempermasalahkan perundungan itu, karena tidak ingin memiliki musuh di sekolah.

Puncak Perundungan dan Dampak Kesehatan Mental

Perlakuan buruk terhadap Nabila semakin intensif, terutama saat Nabila dipaksa oleh pelaku untuk memasak nasi saat sedang tidur pulas selama kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada November 2023. Nabila tetap memilih untuk tidak mempermasalahkan kejadian tersebut demi menjaga kelancaran sekolahnya. Suatu hari, Nabila mengeluh kelelahan kepada ibunya, namun juga bersyukur karena sebentar lagi akan lulus sekolah. Sejak 8 Mei 2024, kondisi emosional Nabila mulai tidak stabil. Ia sering terlihat murung, menyendiri, dan marah tanpa alasan jelas, bahkan hingga berontak. Keluarga yang menyadari ada yang tidak beres segera membawa Nabila ke rumah sakit. Hasil pemeriksaan medis menunjukkan bahwa Nabila mengalami gangguan kejiwaan dan harus dirujuk ke rumah sakit jiwa.

Baca Juga :   Teguran TNI Terkait Keributan Taksi Online di Bandara Makassar

Kematian Nabila dan Harapan Keluarga

Meskipun berbagai pengobatan telah dilakukan, kondisi Nabila tidak kunjung membaik. Akhirnya, pada Kamis, 30 Mei 2024, Nabila meninggal dunia. Keluarga mencoba mengikhlaskan kepergian Nabila, namun mereka berharap agar para pelaku perundungan diberikan sanksi agar tidak ada lagi korban lain. “Pihak keluarga tak pernah meramaikan di media sosial. Kami tidak tahu siapa yang membuat berita ini viral. Kami sudah mengikhlaskan kepergian anak kami, hanya saja kami berharap pelaku diusut tuntas agar tidak ada lagi korban serupa,” ujar Siti.

” Baca Juga: Fluktuasi Harga Emas: The Fed dan Pengaruh Pembelian China “

Kisah tragis kasus perundungan ini menjadi pengingat akan pentingnya menangani dan mencegah tindakan bullying di sekolah serta mendukung kesehatan mental siswa untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.