rssatriamedika.co.id – Mahmoud Al Habbash, Menteri Kehakiman dan Penasihat Presiden Palestina, mengungkapkan bahwa Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) terpaksa menerima solusi dua negara. Ini adalah untuk mengurangi konflik militer yang berkepanjangan dengan Israel. Meskipun solusi ini ditawarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan didukung oleh komunitas internasional. Al Habbash menekankan bahwa serangan dari pihak Israel masih terus berlangsung. Pernyataan ini disampaikan dalam pertemuan tertutup bersama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta. Di mana Ketua PBNU, Ulil Abshar Abdalla, turut hadir.
” Baca Juga: Golkar Usung Airin Sebagai Calon Gubernur Banten 2024 “
Dalam pertemuan tersebut, Ulil Abshar Abdalla menjelaskan bahwa meskipun PLO telah lama menerima solusi dua negara, pihak yang menolak solusi ini adalah Israel. Penolakan ini semakin memperburuk pesimisme Mahmoud Al Habbash mengenai kemungkinan terealisasinya solusi dua negara. Al Habbash menyayangkan situasi ini, karena menurutnya. Meskipun solusi dua negara tidak sepenuhnya memenuhi aspirasi rakyat Palestina, PLO tetap menerimanya demi perdamaian.
Dalam dialog tersebut, Mahmoud Al Habbash dengan tegas mengungkapkan bahwa aspirasi utama rakyat Palestina adalah pembentukan satu negara yang mampu mengembalikan seluruh wilayah Palestina yang telah direbut oleh Israel selama bertahun-tahun konflik. Al Habbash menekankan bahwa bagi rakyat Palestina, solusi satu negara yang mengembalikan tanah mereka merupakan bentuk keadilan yang sesungguhnya. Meskipun demikian, jika akhirnya solusi dua negara yang diterapkan, Al Habbash menegaskan bahwa Israel harus patuh terhadap resolusi-resolusi PBB yang telah menetapkan batas wilayah antara kedua negara.
” Baca Juga: Polisi Tunggu Rekomendasi MKDKI Kasus Ella Nanda “
Konflik antara Israel dan Palestina telah berlangsung lama, dimulai sejak tahun 1947 ketika PBB membagi wilayah antara Israel dan Palestina. Namun, resolusi tersebut tidak diindahkan oleh Israel, yang mengakibatkan semakin berkurangnya wilayah Palestina. Kini, wilayah yang tersisa untuk Palestina hanya sekitar 22 persen dari yang ditetapkan dalam resolusi awal PBB. Mahmoud Al Habbash berharap dunia internasional lebih tegas dalam menegakkan resolusi PBB. Agar solusi dua negara dapat tercapai dan rakyat Palestina bisa hidup dalam kedamaian.