rssatriamedika.co.id – Emosi yang kuat tidak hanya memengaruhi mental, tetapi juga kondisi fisik Anda. Healthline menyebutkan bahwa stres, kecemasan, dan depresi bisa memicu kambuhnya gejala asma. Meski alergen menjadi pemicu utama, faktor emosional juga berperan besar dalam memperparah asma.
“Baca Juga: Mendagri Tanggapi Usulan Solo Jadi Daerah Istimewa“
Asma terjadi ketika saluran udara menuju paru-paru membengkak dan menyempit. Kondisi ini menyebabkan penderitanya sulit bernapas. Gejala yang sering muncul meliputi sesak napas, nyeri dada, batuk, dan mengi.
Kaitan Emosi dengan Asma
Allergy and Asthma Foundation of America (AAFA) menjelaskan bahwa gangguan mood seperti depresi dan kecemasan dapat memperburuk kontrol asma. Riset tahun 2018 juga menemukan hubungan erat antara asma dan gangguan mood. Peneliti menyarankan perawatan yang mempertimbangkan kedua kondisi ini sekaligus.
Stres juga berpengaruh besar. American Institute of Stress mencatat bahwa stres bisa memperparah reaksi alergi saat penderita terpapar alergen. Selain stres, emosi seperti takut, marah, tertawa, atau menangis juga bisa memicu perubahan pola napas yang memperburuk gejala asma.
Cara Mengelola Emosi dan Asma
Mengelola emosi menjadi kunci untuk mencegah kambuhnya asma. Para ahli menyarankan teknik relaksasi dan coping mechanism untuk meredakan stres. Salah satu metode efektif adalah mindfulness.
Studi tahun 2020 menunjukkan bahwa mindfulness membantu penderita asma mengurangi gejala. AAFA merekomendasikan latihan pernapasan dan observasi sederhana untuk mengendalikan stres.
Berikut cara mudah latihan pernapasan mindful:
- Tarik napas perlahan melalui hidung dan hembuskan lewat mulut.
- Ulangi dengan hitungan 7 detik, tahan, lalu hembuskan perlahan.
- Fokuskan pikiran hanya pada napas Anda.
Untuk latihan observasi, Anda bisa:
- Pilih objek alam di sekitar Anda.
- Amati detailnya tanpa melakukan aktivitas lain.
- Lanjutkan hingga merasa lebih tenang.
“Baca Juga: Deteksi Dini Gangguan Panggul Penting untuk Ibu Hamil“
Dengan rutin menerapkan teknik ini, Anda bisa mengendalikan emosi sekaligus menjaga kesehatan pernapasan. Jika gejala tetap memburuk, segera konsultasikan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.