Rssatriamedika.co.id – Pada tanggal 20-21 Mei 2024, sekelompok umat Buddha aliran Tantrayana dari lima negara berkumpul di kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, untuk melakukan ritual Puja Troma Nagmo. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Majelis Umat Nyingma Indonesia (MUNI) dan berlokasi di Taman Aksobya. Ritual ini mencakup doa-doa untuk perdamaian dunia, termasuk perdamaian di Palestina.
” Baca Juga: Insiden Tumpahan Oli di Jalan Raya Bogor “
Lama Rama Santoso Liem, ketua panitia acara tersebut. Menjelaskan bahwa Puja Troma Nagmo berasal dari Pegunungan Himalaya dan baru berkembang sekitar era 1950-an. Ritual ini diikuti oleh sedikitnya 50 umat Buddha yang berasal dari Indonesia, Singapura, Malaysia, Hong Kong, dan Taiwan. Ini adalah pertama kalinya Puja Troma Nagmo diadakan di Asia Tenggara, tepatnya di Candi Borobudur. Menurut Rama Santoso, MUNI baru mulai mempelajari ajaran ini pada tahun 2022.
Selama ritual berlangsung, para peserta melantunkan doa-doa yang dipanjatkan untuk perdamaian dan kesejahteraan seluruh dunia. Rama Santoso menekankan bahwa doa-doa ini juga mencakup Palestina, yang sedang mengalami konflik dengan Israel. “Kami memanjatkan doa untuk kebahagiaan dan perdamaian di seluruh dunia. Doa-doa ini kami limpahkan untuk kesejahteraan seluruh umat manusia, termasuk teman-teman kita di Palestina dan di berbagai tempat lainnya,” jelas Rama Santoso.
Puja Troma Nagmo memiliki makna yang mendalam dalam tradisi Tantrayana dan dilakukan dengan harapan membawa kedamaian serta kesejahteraan bagi seluruh makhluk. Dengan memilih Candi Borobudur sebagai lokasi ritual. MUNI ingin menekankan pentingnya situs bersejarah ini sebagai pusat spiritual. Ini yang menyatukan berbagai umat dari berbagai negara dalam doa untuk dunia yang lebih damai. Ritual ini juga menunjukkan bagaimana ajaran-ajaran spiritual dapat digunakan untuk merespon situasi global yang penuh tantangan, seperti konflik yang terjadi di Palestina.
” Baca Juga: KPPU Ungkap Rendahnya Realisasi Impor Bawang Putih “
Ritual Puja Troma Nagmo yang diadakan di Candi Borobudur oleh Majelis Umat Nyingma Indonesia menyoroti bagaimana praktik spiritual dapat digunakan untuk mempromosikan perdamaian dan kesejahteraan global. Dengan melibatkan umat Buddha dari berbagai negara. Acara ini memperkuat hubungan antar komunitas dan menegaskan komitmen mereka terhadap upaya menciptakan dunia yang lebih harmonis. Doa-doa yang dilantunkan tidak hanya untuk kawasan lokal. Tetapi juga menjangkau wilayah yang sedang dilanda konflik, seperti Palestina. Ini menunjukkan solidaritas dan harapan untuk perdamaian universal.