rssatriamedika.co.id – Ketegangan di perbatasan utara Israel meningkat setelah serangan rudal yang menghantam dua pangkalan pertahanan udara di wilayah selatan Suriah. Serangan ini menambah panas situasi di kawasan, terutama setelah serangan roket yang mematikan menghantam Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
” Baca Juga: Penodongan di JPO Jatinegara: Polisi Lakukan Penyelidikan “
Rudal yang dilancarkan oleh Israel menghantam dua pangkalan pertahanan udara di Provinsi Daraa, Suriah selatan, pada malam hari. Menurut laporan dari kelompok pemantau konflik Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, tidak ada korban jiwa dalam serangan tersebut. Wilayah Daraa berbatasan langsung dengan garis gencatan senjata yang memisahkan pasukan Suriah dan Israel di Golan. Namun, media pemerintah Suriah belum mengeluarkan laporan resmi terkait serangan tersebut.
Serangan ini terjadi setelah insiden mematikan di Majdal Shams, sebuah kota di Dataran Tinggi Golan yang dihuni oleh warga Druze Arab. Pada Sabtu, 27 Juli 2024, serangan roket menewaskan 12 remaja dan anak-anak di kota tersebut. Israel menuduh kelompok Hizbullah, yang bermarkas di Lebanon dan didukung oleh Iran, sebagai dalang di balik serangan tersebut. Namun, Hizbullah membantah keterlibatan mereka dalam serangan itu.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berjanji akan memberikan respons keras terhadap serangan roket di Golan. Dalam kunjungannya ke Majdal Shams pada Senin, 29 Juli 2024, Netanyahu menegaskan bahwa Israel tidak akan membiarkan serangan itu berlalu tanpa tindakan. “Negara Israel tidak akan dan tidak bisa membiarkan hal ini berlalu begitu saja. Respons dari kami akan datang dan ini akan sangat parah,” kata Netanyahu. Kunjungan Netanyahu ke kota tersebut disambut oleh aksi protes dari warga yang berduka atas kematian seorang bocah berusia 11 tahun bernama Guevara Ibrahim, yang merupakan korban terakhir dari serangan roket tersebut.
” Baca Juga: Timnas U-19 Indonesia Raih Juara Piala AFF U-19 “
Ancaman balasan dari Israel menimbulkan kekhawatiran akan meluasnya konflik di wilayah tersebut. Menteri Luar Negeri Lebanon, Abdallah Bou Habib, menyatakan bahwa upaya diplomatik terus dilakukan untuk mencegah pembalasan dari Israel yang bisa memperburuk situasi. Dalam wawancara dengan stasiun televisi lokal Lebanon, Al-Jadeed, Bou Habib mengatakan bahwa Israel kemungkinan akan melakukan eskalasi terbatas dan Hizbullah akan merespons dengan cara yang sama terbatas. “Ini adalah jaminan yang kami terima,” ucapnya, mengisyaratkan harapan agar konflik tidak semakin meluas.
Situasi di perbatasan Israel-Suriah saat ini sangat tegang dengan ancaman balasan dari kedua belah pihak. Israel, yang merasa terancam oleh serangan roket mematikan di Dataran Tinggi Golan, bertekad untuk memberikan respons keras. Sementara itu, upaya diplomatik terus dilakukan untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan menjaga perdamaian di wilayah yang sudah lama dilanda konflik ini.